'The Promise', Film yang Menjanjikan?

Pesen saya buat yg mo nonton pelm ini adalah jangan coba2 untuk telat atau menunda nonton bagian awal pelm ya. Klo ga, jadilah spt saya dan temen nonton pelm ini kemarin. Begitu selesai nonton, kami berdua dibuat bingung. Knapa si ini begitu ya, kok si anu jd begini hehe.. Sampe saya mikir, yg dimaksud 'The Promise' tuh janjinya siapa dan yg mana? :P

Krn penasaran saya searching on the net hari ini, dapetin link ini. Dan setelah dibaca, saya pun tersenyum. Ya itu tadi, saya terlewat nonton di bagian awalnya. Krn disitulah letak 'janji' yg dimaksud pelm 'The Promise' ini :).

Inilah pelm china pertama yg saya tonton di bioskop. Biasanya sih nontonnya di layar tipi :D. Saya tertarik menonton 'The Promise' krn selain setting cerita kerajaan (dari baca sinopsisnya), juga krn special effect china ga kalah sama pelm2 hollywood. Saya terpesona sama 'KungFu Hustle', 'Hero' dan 'Crouching Tiger, Hidden Dragon'.

Bener aja, begitu nonton urusan manusia melayang-layang bak burung di pelm ini kental sekali. Belum lagi aksi laganya yg artistik. Ditambah gambar2 indah dari perpaduan lokasi alam dan buatan, bangunan juga kostum. Wuih! manjaan mata banget. Effect slow motion dibeberapa adegan ga kalah kerennya.

Dari segi cerita, pelm ini mengusung cerita dongeng dgn setting jaman kerajaan dan perbudakan. Ada penyihir wanita cantik yg memberikan penawaran2 sekaligus meramalkan kehidupan para tokohnya. Ada budak yg polos dan sangat berbakti. Jendral perang yg gagah perkasa. Ada putri nan jelita, juga adipati yg kejam dan culas. Percintaan, kesetiaan dan kepercayaan juga balas dendam mewarnai jalan cerita. Simple tapi sedikit rumit krn ada hubungan sebab-akibat.

Buat saya, pelm ini memang menjanjikan kepuasan sebuah pelm berkualitas bagi yg menontonnya. Dan apakah 'The Promise' juga akan menjanjikan untuk menjadi pemenang di ajang anugerah Oscar? Kita tunggu aja :D

Template dQ dan pribagus

Yang kesekian kalinya, dua blogger ini ganti template. Untuk blogger yg satunya sih boleh dibilang napsuin bgt untuk urusan ganti leot blog :P. Tapi mo gimana lagi, dia punya kemampuan handal mendesain (*tuh dipuji). Klo blogger satunya lagi, terhitung baru yg kedua kalinya ;).

Blogger yg ditunjuk pertama, punya nick dQ alias decky atau deltakirana. Kali ini dia membuat leot simple dgn dua warna utama, oranye dan hitam. Sentuhan gambar (baca: narsis) dirinya dan permainan susunan teks 'd' dan 'q' di bagian sidebar, membuat yg simple jadi eyecathing. Nice touch bro!




dQ - Dunia Kecil


Sedangkan blogger kedua adalah bagus atau pribagus, yg untuk leot keduanya ini (masih karya dQ) tetap mengusung warna hijau. Lengkap dgn gambar ilustrasi daun dan air terjun hitam-putihnya, berkesan kesejukan dan kesederhanaan. I like it!




Pribagus - Perjalanan Mencari Muara


Seperti biasanya, dQ mengirimkan leot utuh dalam bentuk file jpg dgn ukuran lebar 800pixel. Saya tinggal memotong bbrp bagian dari leot utuh tadi - menggunakan photoshop - yg akan disesuaikan pengaturannya dlm kode CSS. Baru kemudian diaplikasikan dalam html.

Hasil template pribagus setelah dipasang di blognya, tampilan sidebar masih mlorot dibuka dgn IE. Setelah dicek, masalah ada pada setting lebar shoutbox shouthuns. Beres. Untuk template dQ, ada komplen di 'comment', yg ternyata dQ menggunakan haloscan, sedangkan saya memasang comment blogger. Ditambah permintaan dQ, link 'midnite poem' dan 'galerry' ditempatkan dekat header bagian sidebar. No problem ;)

Buat dQ dan bagus, enjoy it!

Tersedu karena Aslan dan Kong

Terlalu sensitif kah saya? Air mata meleleh waktu nonton pelm "The Chronicles of Narnia: The Lion, The Witch, and The Wardrobe" dan "King Kong". Sampai temen nonton di sebelah bingung. Ya, saya cengeng bgt klo berkaitan dgn dunia hewan. Terharu ngeliat pengorbanan Aslan di Batu Hijau. Nangis bombay untuk si Kong berjuang untuk Ann. Kata Dian dan si dia, saya itu lutcu. Hiks... Orang lagi nangis beneran bukannya dihibur, malah diketawain ama mereka.

Ok, tinggalkan air mata dan skr ngomentari 2 pelm itu. Menurut saya, Narnia pelm yg menghibur dan syarat makna, terutama tentang persaudaraan kakak-beradik, keberanian, strategi juga tanggung jawab. Sedang untuk pelm King Kong, menunjukkan sebuas-buasnya binatang buas, lebih buas manusia *muka serius*.

Tampilan gambar2 dari 2 pelm itu indah bgt. Narnia dgn hutan bersalju dan lembah2 menghijau. Kingkong dgn pemandangan laut saat terbit dan terbenam matahari. Wuih!

Soal spesial efek, acungin 2 jempol tangan sebanyak 10x. Salut! Efek komputernya so real. Makhluk2 purba plus hutannya, pulau tengkorak, kota NewYork jadul, dsb dalam King Kong sungguh keren. Begitu jg dgn Narnia yg kolosal. Hebat bgt deh.

Cuma sayangnya, untuk urusan sound effect pelm King Kong kurang memuaskan dibanding Narnia. Ga tau krn teknis di bioskopnya atau emang dari pelmnya, yg jelas raungan si Kong ga sesangar si Aslan. Sound musik di Narnia bisa sampai bikin merinding juga mengejutkan. Padahal byk adegan di pelm Kingkong yg bisa menghanyutkan dgn sound musik yg oke. Haalah! sok tau si saya. Tanpa itu aja udah tersedu apalagi lebih menghanyutkan. Bisa2 disamperin penjaga bioskop, dikira knapa2 dan bikin panik si dia hehe..

Sentuhan 'Ayat-ayat Cinta'

Seorang teman pejantan seruangan di kantor menunjukkan kepada saya sebuah buku yg dia pinjam dari seorang teman kantor lainnya. Buku yg tebal dengan judul 'Ayat Ayat Cinta' (AAC). Rasanya saya pernah mendengar judul itu, mungkin jg pernah baca dari blog. Semula saya pikir buku ini adalah essay perenungan seperti buku 'Daun Berserakan' yg saya baca dari minjem ke seorang teman kantor.

Tapi di bawah judul ada teks 'Sebuah Novel Pembangun Jiwa' dan 'Best Seller' di pojok kanan atas. Sudah lama saya tidak baca novel. Tepatnya baca sampai tuntas. Kebanyakan buku-buku cerita fiksi yg saya pinjam dari perpustakaan hanya bbrp halaman awal dibaca. Entah karena saya yg ga konsen bacanya, atau mungkin ceritanya yg kurang mengena. Dan ternyata saya memutuskan meminjam AAC, padahal ada dua buku non fiksi yg baru saya pinjam dari perpustakaan belum dibaca.

'Man Jadda Wajad!'
Tulisan di atas adalah pepatah Arab yg terkenal, artinya: "Siapa bersungguh-sungguh dia mendapat!" Dan teks itu berada dlm buku AAC. Masih byk teks berbahasa arab lainnya dlm buku ini. Kenapa bahasa arab? Wajar krn AAC mengusung tokoh utama seorang pelajar asal Indonesia dgn segala kegiatannya yg sedang menuntut ilmu di Universitas Al-Azhar Cairo Mesir. Selain bhs arab, ada juga percakapan ringan dlm bhs jerman. Secara tidak langsung bisa menambah wawasan para pembacanya.

Pada halaman2 awal cerita di buku yg sudah masuk cetakan VII ini, saya merasa sedang membaca sebuah diary si tokoh utama. Mengikuti kegiatannya. Kata-kata yg digunakan ringan dan mengalir. Penggambaran situasi dan latar belakang para tokoh juga tidak berlebihan tapi cukup jelas. Hingga saya berfikir, ini kisah nyata. Bukan fiksi. Dan saya sangat menikmati ceritanya hingga ingin membacanya hingga tuntas.

Sampai sepertiga bagian cerita, baru saya merasa bahwa cerita ini fiksi. Karena begitu indahnya situasi kekeluargaan, persaudaraan antar tokoh2nya. Juga cinta sesama manusia. Tulus. Hidup yg sempurna. Kebahagiaan yg berlimpah. Sebuah gambaran yg rasanya sulit di dapat dlm kehidupan skr ini, dimana hubungan byk dijalin krn perlu sama perlu. Kalau ada butuhnya saja. Ah, mungkin saya terlalu berprasangka.

Saya sering berfikir satu hal. Ngeri kalau mendapat byk kebahagiaan, krn biasanya akan datang ujian dari Allah. Dalam AAC apa yg saya fikirkan itu digambarkan dgn jelas. Kembali saya merasa, AAC bukan cerita fiksi. Ini realitas. Sebuah perenungan bahwa sehebat apapun seorang manusia, tetap membutuhkan manusia lain seperti keluarga, teman, kerabat bahkan yg belum dikenal sekalipun. Dan yg paling mendasar, seberapa teguh keimanan dan keyakinan manusia pada sang Khalik untuk tetap percaya, berada dijalan-Nya untuk menolong dirinya.

Saya tidak menyesal membaca novel AAC ini. Banyak hikmah dan bahan perenungan, agar saya menjadi pribadi yg lebih baik lagi. Terima kasih kepada penulisnya, Habiburrahman El Shirazy. 'Man Jadda Wajad!'